Berikut link untuk melihat file proposal penelitian tentang Perancangan Pengembangan Terhadap Produk Gantungan Kunci :
https://drive.google.com/file/d/0B8Dc1VCljfA8MmQ4YzB2ZFUyQk0/view?usp=sharing
Semoga contoh proposal tersebut dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jumat, 04 November 2016
FORMULASI MASALAH DALAM PENELITIAN
Formulasi
masalah dalam
penelitian merupakan upaya untuk mengungkap
berbagai hal berkaitan dengan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan setelah
tindakan dilakukan. Formulasi
masalah merupakan titik tolah hipotesis yang akan dikemas menjadi judul
penelitian, sehingga harus jelas, padat dan tidak bertele-tele serta berisi
implikasi menunjukkan adanya data untuk memecahkan masalah. Dalam formulasi
masalah ini, hendaknya peneliti menghindari rumusan masalah yang terlalu umum
atau terlalu sempit, bersifat lokal atau terlalu argumentatif.
Formulasi masalah atau Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah
ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah
yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan
atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya
membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.Tujuan Utama Penelitian Ilmiah yaitu
untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional.
Masalah
Penelitian
yang telah dipilih perlu diformulasikan secara komprehensif, jelas, spesifik
dan operasional, sehingga memungkinkan peneliti untuk memilih tindakan yang
tepat. Formulasi
masalah dapat dilakukan dalam kalimat pernyataan, pertanyaan atau menggabungkan
keduanya. Sebagai pedoman dalam memformasikan masalah penelitian, Sagor (1992)
mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Siapakah
yang terkena dampak dari masalah tersebut?
2. Apakah yang menjadi penyebab
masalah tersebut?
3. Apakah masalah sebenarnya
(pokok permasalahan)?
4. Siapakah yang menjadi tujuan
perbaikan?
5. Apakah yang perlu dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut?
Lebih lanjut
herawati mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai pertimbangan
dalam memformulasikan masalah PTK sebagai berikut:
1. Masalah
hendaknya diformulasikan secara jelas, artinya tidak mempunyai makna ganda.
2. Masalah
peneliti dapat dituangkan dalam kalimat tanya.
3. Formulasi
masalah umumnya menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4. Formulasi
masalah hendaknya dapat diuji secara empiris. Maksudnya, dengan formulasi
masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
5. Formulasi
masalah menunjukkan secara jelas subjek dan atau lokasi penelitian.
Dalam
memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan
beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1. aspek substansi;
2. aspek formulasi;
dan
3. aspek teknis.
Aspek
substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai
kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya
untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologi
dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik
dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang
dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan
suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah
berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja.
Aspek
formulasi, masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan),
meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan).
Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi
lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang
dipermasalahkan.
Aspek
teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti
kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar,
kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan
penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang
akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan
sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak
memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.
Sebagaimana
yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah
seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan. Dalam merumuskan masalah penelitian, ada beberapa petunjuk yang dapat
digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana
(1997). Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
1. masalah hendaknya dirumuskan secara
jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada
umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
2. formulasi masalah hendaknya
menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya
dengan variabel lain;
3. formulasi masalah
hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah
itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut
(operasional).
Untuk
memperoleh pemahaman yang jelas berkaitan dengan perumusan masalah, berikut
disajikan contoh tiga rumusan masalah penelitian dalam mata pelajaran
matematika SD, IPA SMP, Bahasa Indonesia SMA.
1. Bagaimana meningkatkan ketrampilan
peserta didik dalam mengerjakan soal-soal cerita dalam menggunakan gambar dalam
mata peulajaran matematika di kelas VI SD Penyawangan Bandung?
2. Apakan
pendekatan kontekstual learning dapt meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
dalam mata pelajaran IPA di kelas VIII SMP Panyawangan Bandung?
3. Bagaimana meningkatkan prestasi
peserta didik melalui strategi presentasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas X SMA Panyawangan Bandung?
Sumber
:
Ghoni Djunaidi,. Penelitian Tindakan Kelas. 2008. Malang: UIN Press.
Husaini
Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi
Penelitian Sosial. Penerbit PT. Bumi Aksara
: Jakarta.
Mulyasa, 2011.Praktik Penelitian
Tindakan
Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Trianto, 2011. Penelitian
Tindakan
Kelas,
Jakarta: Prestasi
Pustaka
Publisher.
Kamis, 03 November 2016
METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
Metodologi
penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan
oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha
yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari
berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap
orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan
profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya
adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.
Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11)
penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Penelitian diskriptif
Penelitian
diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian komparatif
Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini
variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih
dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian asosiatif
Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun
juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Menurut Sugiyono, (2003:14) terdapat beberapa jenis
penelitian antara lain:
1.
Penelitian kuantitatif, adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data kualitatif
adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar
B. Subyek Penelitian (Populasi, Sampel dan Sampling)
1. Populasi
Menurut
Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
2. Sampel
Menurut
Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2008:116)
“Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut :
Apabila
kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55%
atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1). Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga
dan dana
2). Sempit luasnya wilayah pengamatan dari
setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.
3). Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti untuk peneliti yang resikonya besar,
tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik
3. Sampling
Menurut Sugiyono (2003:74-78), “Sampling adalah teknik
pengambilan sample”. Ada dua macam teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono
yaitu:
a. Random Sampling
Adalah
teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai anggota sampel.
Cara pengambilan sampel dengan random ada tiga cara:
1) Cara undian
adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap
individu untuk menjadi anggota sampel.
2) Cara ordinal
adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari sampel sebelumnya,
misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga, dan seterusnya.
3) Cara
randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan random.
b. Non Random Sampel
Adalah
cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi kesempatan untuk
dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel dengan non random
sanpel ada tujuh cara yaitu:
1) Proportional
sampling adalah pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur
atau kategori dalam populasi penelitian.
2) Stratified
sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari strata
yang mempunyai susunan bertingkat.
3) Proporsive
sampling adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai
dengan tujuan.
4) Quota
sampling adalah ruang dan tempat belajar baik yang tersedia dirumah maupun
dikampus.
5) Double
sampling atau sampling kembar sering digunakan dalam research dan penelitian
yang menggunakan angket lewat usaha menampung mereka dan mengembalikan dalam
angket.
6) Area
probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang menunjukkan cara
tertentu atau bagian sampel yang memiliki ciri-ciri populasi.
7) Cluster
sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada cluster-cluster
tertentu.
8) Combinet
adalah gabungan antara beberapa sampling dalam teknik random sampling dan
teknik non random sampling di atas sehingga menyiapkan tampilan komunikasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Arikunto (2002:136) ”metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah
cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam
penelitian.
Sumber :
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Ritonga, Rahman. 1997. Statistika
untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Sugiyono. 2003. Metode
Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Langganan:
Postingan (Atom)