Berikut link untuk melihat file proposal penelitian tentang Perancangan Pengembangan Terhadap Produk Gantungan Kunci :
https://drive.google.com/file/d/0B8Dc1VCljfA8MmQ4YzB2ZFUyQk0/view?usp=sharing
Semoga contoh proposal tersebut dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jumat, 04 November 2016
FORMULASI MASALAH DALAM PENELITIAN
Formulasi
masalah dalam
penelitian merupakan upaya untuk mengungkap
berbagai hal berkaitan dengan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan setelah
tindakan dilakukan. Formulasi
masalah merupakan titik tolah hipotesis yang akan dikemas menjadi judul
penelitian, sehingga harus jelas, padat dan tidak bertele-tele serta berisi
implikasi menunjukkan adanya data untuk memecahkan masalah. Dalam formulasi
masalah ini, hendaknya peneliti menghindari rumusan masalah yang terlalu umum
atau terlalu sempit, bersifat lokal atau terlalu argumentatif.
Formulasi masalah atau Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah
ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah
yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan
atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya
membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.Tujuan Utama Penelitian Ilmiah yaitu
untuk mencari hubungan atau membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional.
Masalah
Penelitian
yang telah dipilih perlu diformulasikan secara komprehensif, jelas, spesifik
dan operasional, sehingga memungkinkan peneliti untuk memilih tindakan yang
tepat. Formulasi
masalah dapat dilakukan dalam kalimat pernyataan, pertanyaan atau menggabungkan
keduanya. Sebagai pedoman dalam memformasikan masalah penelitian, Sagor (1992)
mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Siapakah
yang terkena dampak dari masalah tersebut?
2. Apakah yang menjadi penyebab
masalah tersebut?
3. Apakah masalah sebenarnya
(pokok permasalahan)?
4. Siapakah yang menjadi tujuan
perbaikan?
5. Apakah yang perlu dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut?
Lebih lanjut
herawati mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai pertimbangan
dalam memformulasikan masalah PTK sebagai berikut:
1. Masalah
hendaknya diformulasikan secara jelas, artinya tidak mempunyai makna ganda.
2. Masalah
peneliti dapat dituangkan dalam kalimat tanya.
3. Formulasi
masalah umumnya menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4. Formulasi
masalah hendaknya dapat diuji secara empiris. Maksudnya, dengan formulasi
masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
5. Formulasi
masalah menunjukkan secara jelas subjek dan atau lokasi penelitian.
Dalam
memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan
beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1. aspek substansi;
2. aspek formulasi;
dan
3. aspek teknis.
Aspek
substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai
kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya
untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologi
dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik
dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang
dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan
suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah
berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja.
Aspek
formulasi, masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan),
meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan).
Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi
lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang
dipermasalahkan.
Aspek
teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti
kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar,
kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan
penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang
akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan
sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak
memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.
Sebagaimana
yang ditulis oleh Sukajati (2008), bahwa pada intinya, rumusan masalah
seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan. Dalam merumuskan masalah penelitian, ada beberapa petunjuk yang dapat
digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana
(1997). Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
1. masalah hendaknya dirumuskan secara
jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada
umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya;
2. formulasi masalah hendaknya
menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya
dengan variabel lain;
3. formulasi masalah
hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah
itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut
(operasional).
Untuk
memperoleh pemahaman yang jelas berkaitan dengan perumusan masalah, berikut
disajikan contoh tiga rumusan masalah penelitian dalam mata pelajaran
matematika SD, IPA SMP, Bahasa Indonesia SMA.
1. Bagaimana meningkatkan ketrampilan
peserta didik dalam mengerjakan soal-soal cerita dalam menggunakan gambar dalam
mata peulajaran matematika di kelas VI SD Penyawangan Bandung?
2. Apakan
pendekatan kontekstual learning dapt meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
dalam mata pelajaran IPA di kelas VIII SMP Panyawangan Bandung?
3. Bagaimana meningkatkan prestasi
peserta didik melalui strategi presentasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas X SMA Panyawangan Bandung?
Sumber
:
Ghoni Djunaidi,. Penelitian Tindakan Kelas. 2008. Malang: UIN Press.
Husaini
Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi
Penelitian Sosial. Penerbit PT. Bumi Aksara
: Jakarta.
Mulyasa, 2011.Praktik Penelitian
Tindakan
Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Trianto, 2011. Penelitian
Tindakan
Kelas,
Jakarta: Prestasi
Pustaka
Publisher.
Kamis, 03 November 2016
METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
Metodologi
penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan
oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha
yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari
berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap
orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan
profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya
adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.
Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003: 11)
penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Penelitian diskriptif
Penelitian
diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian komparatif
Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini
variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih
dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian asosiatif
Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun
juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Menurut Sugiyono, (2003:14) terdapat beberapa jenis
penelitian antara lain:
1.
Penelitian kuantitatif, adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data kualitatif
adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar
B. Subyek Penelitian (Populasi, Sampel dan Sampling)
1. Populasi
Menurut
Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
2. Sampel
Menurut
Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2008:116)
“Penentuan pengambilan Sample sebagai berikut :
Apabila
kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55%
atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1). Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga
dan dana
2). Sempit luasnya wilayah pengamatan dari
setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana.
3). Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti untuk peneliti yang resikonya besar,
tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik
3. Sampling
Menurut Sugiyono (2003:74-78), “Sampling adalah teknik
pengambilan sample”. Ada dua macam teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono
yaitu:
a. Random Sampling
Adalah
teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai anggota sampel.
Cara pengambilan sampel dengan random ada tiga cara:
1) Cara undian
adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap
individu untuk menjadi anggota sampel.
2) Cara ordinal
adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari sampel sebelumnya,
misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga, dan seterusnya.
3) Cara
randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan random.
b. Non Random Sampel
Adalah
cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi kesempatan untuk
dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel dengan non random
sanpel ada tujuh cara yaitu:
1) Proportional
sampling adalah pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur
atau kategori dalam populasi penelitian.
2) Stratified
sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari strata
yang mempunyai susunan bertingkat.
3) Proporsive
sampling adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai
dengan tujuan.
4) Quota
sampling adalah ruang dan tempat belajar baik yang tersedia dirumah maupun
dikampus.
5) Double
sampling atau sampling kembar sering digunakan dalam research dan penelitian
yang menggunakan angket lewat usaha menampung mereka dan mengembalikan dalam
angket.
6) Area
probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang menunjukkan cara
tertentu atau bagian sampel yang memiliki ciri-ciri populasi.
7) Cluster
sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada cluster-cluster
tertentu.
8) Combinet
adalah gabungan antara beberapa sampling dalam teknik random sampling dan
teknik non random sampling di atas sehingga menyiapkan tampilan komunikasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Arikunto (2002:136) ”metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah
cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam
penelitian.
Sumber :
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Ritonga, Rahman. 1997. Statistika
untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Sugiyono. 2003. Metode
Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Jumat, 14 Oktober 2016
TUGAS II : METODE PENELITIAN
Falsafah
ilmu pengetahuan
PENGERTIAN FILSAFAT
Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata Yunani
“philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya
ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut pengertiannya yang
semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun,
cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia
tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian
pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang
Gie, 1999).
Banyak pengertian-pengertian atau definisi-definisi tentang filsafat yang
telah dikemukakan oleh para filsuf. Menurut Merriam-Webster (dalam Soeparmo,
1984), secara harafiah filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Maksud sebenarnya
adalah pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling umum dan
kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya
seperti: logika, etika, estetika dan teori pengetahuan.
Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi kata filsafat, yangg dalam
bhs Arab dikenal denganistilah falsafah dan dalam Bahasa Inggris
di kenal dengan istilah philoshophy adalah dari Bahasa Yunaniphiloshophia terdiri
atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang
berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah
filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti
yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pecinta
atau pencari kebijaksanaan.
Secara terminologi, menurut Surajiyo (2010: 4) filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan gejala-gejala
atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari sesuatu fenomena. Hakikat
adalah suatu prinsip yang menyatakan “sesuatu” adalah “sesuatu” itu adanya. Filsafat
mengkaji sesuatu yang ada dan yang mungkin ada secara mendalam dan menyeluruh.
Jadi filsafat merupakan induk segala ilmu.
Susanto (2011: 6) menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang
muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun
immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya,
mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis,
mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan
masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
PENGERTIAN FILSAFAT
ILMU DAN TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU
Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam
berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Menurut The Liang Gie (1999),
filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan
campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik
dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Sehubungan dengan pendapat tersebut serta sebagaimana pula yang telah
digambarkan pada bagian pendahuluan dari tulisan ini bahwa filsafat ilmu
merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu
adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan
lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Hal ini
senada dengan ungkapan dari Archie J.Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan
(sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu berubah.
Filsafat ilmu menurut Surajiyo (2010 : 45), merupakan cabang filsafat yang
membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai
ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi
filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara
memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan
ilmiah itu sendiri.
Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada strategi
pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampai pada
dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu,
tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia (Koento Wibisono dkk., 1997).
Oleh karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar tentang
hakekat dari ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya ke bidang-bidang
kajian lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian setiap perenungan yang
mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk ke dalam kawasan
filsafat. Menurut Koento Wibisono (1984), filsafat dari sesuatu segi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami hakekat dari sesuatu
“ada” yang dijadikan objek sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang
merupakan salah satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang
berusaha untuk memahami apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri.
Lebih lanjut Koento Wibisono (1984), mengemukakan bahwa hakekat ilmu
menyangkut masalah keyakinan ontologik, yaitu suatu keyakinan yang harus
dipilih oleh sang ilmuwan dalam menjawab pertanyaan tentang apakah “ada”
(being, sein, het zijn) itu. Inilah awal-mula sehingga seseorang akan memilih
pandangan yang idealistis-spiritualistis, materialistis, agnostisistis dan lain
sebagainya, yang implikasinya akan sangat menentukan dalam pemilihan
epistemologi, yaitu cara-cara, paradigma yang akan diambil dalam upaya menuju
sasaran yang hendak dijangkaunya, serta pemilihan aksiologi yaitu nilai-nilai,
ukuran-ukuran mana yang akan dipergunakan dalam seseorang mengembangkan ilmu.
Dengan memahami hakekat ilmu itu, menurut Poespoprodjo (dalam Koento
Wibisono, 1984), dapatlah dipahami bahwa perspektif-perspektif ilmu,
kemungkinan-kemungkinan pengembangannya, keterjalinannya antar ilmu,
simplifikasi dan artifisialitas ilmu dan lain sebagainya, yang vital bagi
penggarapan ilmu itu sendiri. Lebih dari itu, dikatakan bahwa dengan filsafat
ilmu, kita akan didorong untuk memahami kekuatan serta keterbatasan metodenya,
prasuposisi ilmunya, logika validasinya, struktur pemikiran ilmiah dalam
konteks dengan realitas in conreto sedemikian rupa sehingga seorang ilmuwan
dapat terhindar dari kecongkakan serta kerabunan intelektualnya.
Adapun tujuan mempelajari filsafat ilmu menurut Amsal Bakhtiar (2008:20)
adalah:
a) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara
menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakekat dan tujuan ilmu.
b) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan
kemajuan ilmudi berbagai bidang sehingga kita dapat gambaran tentang proses
ilmu kontemporermsecara historis.
c) Menjadi pedoman untuk membedakan studi ilmiah dan
non ilmiah.
d) Mempertegas bahwa persoalan antara ilmu dan agama
tidak ada pertentangan.
Bagi mahasiswa dan peneliti, tujuan mempelajari filsafat ilmu adalah
1) Seseorang (peneliti, mahasiswa) dapat memahami
persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian
ilmiah dengan cermat dan kritis.
2) Seseorang (peneliti, mahasiswa) dapat melakukan
pencarian kebenaran ilmiah dengan tepat dan benar dalam persoalan yang
berkaitan dengan ilmunya (ilmu budaya, ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu
keperawatan, ilmu hukum, ilmu sosial, ilmu ekonomi dan sebagainya) tetapi juga
persoalan yang menyangkut seluruh kehidupan manusia, seperti: lingkungan hidup,
peristiwa sejarah, kehidupan sosial politik dan sebagainya.
3) Seseorang (peneliti, mahasiswa) dapat memahami bahwa
terdapat dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu
(misalnya alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan
masyarakat yaitu berupa tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh dampak
tersebut misalnya masalaheuthanasia dalam dunia kedokteran masih sangat
dilematis dan problematik, penjebolan terhadap sistem sekuriti komputer,
pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam
karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Amsal Bakhtiar.
2008. Filsafat Ilmu (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Frondizi, Resieri.
2001. Pengantar Filsafat Nilai (Terjemahan oleh: Cuk Ananto
Wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gandhi, Teguh Wangsa.
2011. Filsafat Pendidikan: Madzab-Madzab Filsafat Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Jalaluddin & Idi,
Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Knight, George R.
2007. Filsafat Pendidikan (Terjemahan oleh: Mahmud Arif).
Yogyakarta: Gama Media.
Muhmidayeli.
2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Muslih, Muhammad.
2005. Filsafat Umum: Dalam Pemahaman Praktis. Yogyakarta: Belukar.
Salam, Burhanuddin .
2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Suhartono, Suparlan.
2007. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media Group.
Supriyanto, S.
2003. Filsafat Ilmu. Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya.
Surajiyo . 2010. Filsafat
Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
TUGAS I : Metode Penelitian
METODE PENELITIAN
Metodologi
sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu “methodos” dan “logos”. Methodos
(metode) “methodos” yang terdiri dari 2 kata yaitu “metha” artinya melewati,
menempuh atau melalui dan kata “hodos” yang artinya cara atau jalan. Maka dari
itu pengertian dari “Metode” ialah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai sebuah tujuan dan sedangkan logos berarti ilmu atau bersifat yang
ilmiah. Jadi Metodologi ialah merupakan ilmu atau cara yang digunakan dalam
memperoleh suatu kebenaran dengan menggunakan penelusuran dengan urutan dan
tata cara tertentu sesuai dengan apa yang akan dikaji atau yang diteliti secara
ilmiah.
Jenis – Jenis Metode
Penelitian
Jenis jenis metode penelitian dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai
berikut :
1. Metode Historis
Metode historis merupakan
salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk
merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan,
menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan
mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis
tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial peneliti historis
yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai peristiwa masa lalu dan
menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma
penjelasan.
Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian
yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa
lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari
sumber-sumber sejarah serta interprestasi dari sumber-sumber keterangan
tersebut.
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian
deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang
melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan
apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar
dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang.
Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan
secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif
bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja
melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif
pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini
menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah.
3. Metode Korelasional
Metode korelasional
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode korelasional
merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun,
disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan
diantara variabel, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode
korelasional, hubungan antara variabel dteliti dan dijelaskan. Hubungan yang
dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan
di antara variabel-variabel yang diteliti.
Tujuan metode korelasi yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu
vektor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lainnya. Jika pada metode ini,
hanya dua variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi sederhana dan jika
lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode ini,
pencarian hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn
korelasi atau koefisien determinasi.
4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode eksperimental
merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel
dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel dikontrol
sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat
dihilangkan.
Metode eksperimental
bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau
lebih variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan
hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi
adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas.
Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi
dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan.
5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode kuasi eksperimental
merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode kuasai
eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini,
peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut :
(1) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok
eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah
mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang
tidak mengalami variabel bebas.
(2) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa
saja yang dikendakinya.
Menurut Sugiyono penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat
kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Penelitian Diskriptif
Penelitian diskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif
adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. disini variabelnya masih
sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau
dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan
antara dua variabel atau lebih. penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi
dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan
dan mengontrol suatu gejala.
Beberapa jenis penelitian berdasarkan bentuk datanya antara lain:
1. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Penelitian kualitatif, data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.
Subyek Penelitian
Ada 3 macam subyek penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto(2008:116),
penentuan pengambilan sample sebagai berikut :
apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
1). kemampuan peneliti dilihat dari
waktu, tenaga dan dana
2). sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
3). besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang
resikonya besar, tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik
3. Sampling
Sampling adalah teknik
pengambilan sample. ada dua macam teknik pengambilan sampel, yaitu:
a). random sampling, adalah teknik
pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai anggota sampel.
b). non random sampel, adalah cara
pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi kesempatan untuk
dipilih sebagai anggota sampel.
Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam penelitian.
1. Kuesioner atau Angket
Pengertian Angket menurut
Arikunto (2006:151) adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Menurut Sugiyono
(2008:199), angket atau kuesioner
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
2. Dokumentasi
Menurut Arikunto
(2006:158), dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot,
agenda dan sebagainya.
Sumber :
M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Penerbit Ghalia Indonesia : Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi
Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa DEPDIKNAS.
Langganan:
Postingan (Atom)